Powered By Blogger

Sunday, January 11, 2009

MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN
VIRGINIA HANDERSON

Disajikan dalam rangka kuliah konsep dasar keperawatan

1. PENGERTIAN
Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia Handerson adalah model konsep aktivitas sehari hari dengan memberikan gambaran tentang Fungsi utama perawat yaitu menolong seseorang yang sehat/sakit dalam usaha menjaga kesehatan atau penyembuhan atau untuk menghadapi kematiannya dengan tenang. Usaha tersebut dapat dilakukan sendiri oleh klien bila ia sadar, berkemauan dan cukup kuat, oleh karena itu perawat berperan untuk memandirikan klien sebagai kemampuan yang harus dimiliki.
2. MANUSIA / KLIEN
Teori Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan pandangannya, yaitu bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat dipisahkan. Menurut Handerson, manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang sama. Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan dasar(basic nursing care).(pengantar profesi & praktek keperawatan professional, Kusnanto)
Pemahaman konsep teori keperawatan dari Virginia Handerson didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilaikinya diantaranya : (konsep dasar keperawatan, Azis alimul H)
Manusia akan mengalami perkembangan mulai dari prtumbuhan dan perkembangandalam rentang kehidupan.
Dalam melaksankan aktifitas sehari – hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan kesehatan.
Dalam melaksanakan aktifitas sehari hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktifitas, belum dapat melaksanakan aktifitas dan tidak dapat melakukan aktifitas.
3. PERAWAT
Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan sampai muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Jadi pada dasarnya tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu klien dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dia lakukan tanpa bantuan.
Perawat dapat melakukan beberapa hal yang dapat membantu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan klien, diantaranya :
v Menciptakan rasa kekeluargaan dengan klien.
v Berusaha mengerti maksud klien
v Berusaha untuk selalu peka terhadap ekspresi non verbal
v Berusaha mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Berusaha mengenal dan menghargai klien.
4. KEPERAWATAN
Keperawatan menurut Handerson dapat di definisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila pasien memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. (fundamental of nursing, perry & potter).
Kebutuhan dasar manusia menurut Virginia handerson adalah makanan, perumahan, pakaian, kasih saying, dan pujian, perasaan dibutuhkan, dan perasaan saling membantu sesamanya. Semua orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama, tetapi perlu disadari bahwa kebutuhannya itu dipenuhi dengan berbagai macam cara, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Artinya betapapun arif dan bijaksananya atau bagaimanapun kerasnya usaha perawat, ia tidak mungkin pernah bisa sepenuhnya menyelami atau memenuhi segala sesuatu yang diperlukan klien dalam mencapai kebutuhan hidupnya. Hal itu disebabkan kesanggupan manusia untuk mengetahui kebutuhan orang lain adalah sangat terbatas sekali.
5. TUJUAN KEPERAWATAN
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah Untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien. Factor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adealah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu diperlukan focus intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.
6. KERANGKA KERJA
Kerangka kerja praktek dari model konsep dan teori keperawatan Virginia Handerson adalah praktek keperawatan yang membentuk klien untuk melaksanakan 14 kebutuhan dasar dari Handerson. Dimana Virginia Handerson mengidentifikasikan 14 komponen tersebut dalam asuhan keperawatan dasar pada tingkat asuhan individual, mengacu kepada aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dari seseorang, perawat membantunya dengan fungsi-fungsi ini, atau membuat kondisi sehingga memungkinkan klien melakukan hal-hal berikut ini:
Bernafas dengan normal
Bantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok, serta menggunakan bantal, alas dan sejenisnya sabagai alat pembantu agar klien dapat bernafas secara normal dan kekmampuan mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya kepada klien.
Kebutuhan akan nutrisi
Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan berat badan yang normal, kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Pemilihan dan penyediaan makanan, dengan tidak lupa memperhatikan latar belakang dan social klien.
Kebutuhan eliminasi
Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran.
Gerak dan keseimbangan tubuh
Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan tubuh, miring, dan bersandar.
Kebutuhan isthirahat dan tidur
Perawat harus mengetahui tentang pergerakan badan yang baik, dan juga mengajarkan bagaimana cara mengontrol emosi yang baik.
Kebutuhan berpakaian
Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian yang tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk memakainya.
Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi
Perawat harus mengetahui physiologi panas dan bisa mendorong kearah tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperature, kelembapan atau pergerakan udara, atau dengan memotivasi klien untuk meningkatkan atau mengurangi aktifitasnya.
Kebutuhan akan personal hygiene
Perawat harus mampu untuk memotivasi klien mengenai konsep konsep kesehatan bahwa walaupun sakit klien tidak perlu untuk menurunkan standard kesehatannya, dan bisa menjaga tetap bersih baik fisik maupun jiwanya.


Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Perawat mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya yang timbul yang mungkin banyak factor yang membuat klien tidak merasa nyaman dan aman.
Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi, keinginan, rasa takut dan pendapat.
Perawat menjadi penterjemah dalam hubungan klien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan kesehatannya, dan membuat klien mengerti akan dirinya sendiri, juga mampu menciptakan lingkungan yang teraupeutik.

Kebutuhan spiritual

Perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa kepercayaan, keyakinan dan agama sangat berpengaruh terhadap upaya penyembuhan.

Kebutuhan bekerja

Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi terhadap kebutuhan klien sangat penting, dimana sakit bisa menjadi lebih ringan apabila seseorang dapat terus bekerja.
Kebutuhan bermain dan rekreasi
Perawat mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur, kecerdasan, pengalaman dan selera klien, kondisi, serta keadaan penyakitnya.

Kebutuhan belajar.

Perawat dapat membantu klien belajar dalam mendorong usaha penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti rencana terapi yang diberikan
CONTOH APLIKASI TEORI KONSEP HENDERSON PADA PRAKTIK KEPERAWATAN.
Pola nafas tidak efektif
ü Tinggikan kepala tempat tidur.
ü Dorong untuk latihan batuk/nafas dalam.
ü Beri bantalan pada pagar tempat tidur dan ajarkan pasien menggunakannya untuk isthirahat tangan.
Gangguan pola tidur.
ü Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi.
ü Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi mis : bantal, guling.
ü Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur mis : mandi hangat, dan massage, segelas susu hangat.
ü Dorong beberapa aktifitas fisik ringan selama siang hari dan jamin pasien berhenti aktifitas beberapa jam sebelum tidur.
ü Instruksikan pasien untuk relaksasi.
Nursing theorists have been popular in nursing since the days of Florence Nightingale and have continued through to the present. This paper highlights Rosemarie Parse's theory of human becoming as well as Jean Watson's theory of human caring. This is then followed with a discussion of how their theories and philosophies are similar, how their theories are dissimilar and finally what other theories in nursing are related to each of these theories.

From the Paper"
It is considered beyond the scope of the paper to discuss each theorist's theory in detail. Rosemarie Rizzo Parse's theory Rosemarie Parse's theory of human becoming is built on concepts that are considered inter-subjective, relying on an interpersonal environment from which to create meaning and allow for personal growth (Bjorklund, 2000). Parse offered this theory in 1981 as an alternative to the standard bio-medical model emphasized in the 1960s and 1970s (Cody, n.d.). "Abstract
This paper analyzes "Caring Science and the Science of Unitary Human Beings: A Trans-theoretical Discourse for Nursing Knowledge Development" by J. Watson M. Smith, which discusses Jean Watson's "Needs Assessment Questionnaire Survey." The paper discusses the results of the survey and provides recommendations for a transtheoretical approach to teaching nursing models.

Table of Contents:
Results
Analysis
Recommendations
Summary

From the Paper
"The following are the top five leaning needs and recommendations for this contingent. There is a need to revise the BSN curriculum to create a transtheoretical approach to teaching nursing models, which specifically involves integrating more prominently the nursing theory teachings of Jean Watson, particularly for integrated use in clinical instruction and practice (Watson & Smith, 2002; Morgan, 2006). Thus a timeline must be established in order to accommodate the main activities of the curriculum revision: Content development for instructors, instructor tutorial proper, assessment and further content refinement for classroom instruction and preparation of materials for classroom instruction. Given the timeline for 2008, this must be done at the soonest convenient time."
Abstract
This paper argues that the perception of the nursing profession changed after the introduction of Jean Watson's theory of nursing. It defines this theory, which addresses this perception by accurately identifying that the nurse?s career as much more than just being a doctor?s helper. It explains that the nursing profession carries a different responsibility in the healing process. Watson views nursing as both an art and a science. While the science is focused on performing medical procedures and assisting doctors and other health professionals in their work, the art of nursing encompasses the whole human person. The art of nursing, according to Watson, is preserving the worth of humankind through the process of caring.


Transpersonal Caring and the Caring Moment Defined
Transpersonal Caring Relationships
Transpersonal caring relationships are the foundation of the work; transpersonal conveys a concern for the inner life world and subjective meaning of another who is fully embodied, but transpersonal also goes beyond the ego self and beyond the given moment, reaching to the deeper connections to spirit and with the broader universe. Thus transpersonal caring relationship moves beyond ego-self and radiates to spiritual, even cosmic concerns and connections that tap into healing possibilities and potentials. Transpersonal caring seeks to connect with and embrace the spirit or soul of the other through the processes of caring and healing and being in authentic relation, in the moment.
Such a transpersonal relation is influenced by the caring consciousness and intentionality of the nurse as she or he enters into the life space or phenomenal field of another person, and is able to detect the other person’s condition of being (at the soul, spirit level). It implies a focus on the uniqueness of self and other and the uniqueness of the moment, wherein the coming together is mutual and reciprocal, each fully embodied in the moment, while paradoxically capable of transcending the moment, open to new possibilities.
Transpersonal caring calls for an authenticity of being and becoming, an ability to be present to self and other in a reflective frame; the transpersonal nurse has the ability to center consciousness and intentionality on caring, healing, and wholeness, rather than on disease, illness and pathology.
Transpersonal caring competencies are related to ontological development of the nurse’s human competencies and ways of being and becoming; thus "ontological caring competencies" become as critical in this model as "technological curing competencies" were in the conventional modern, Western nursing-medicine model, now coming to an end.
Within the model of transpersonal caring, clinical caritas consciousness is engaged at a foundational ethical level for entry into this framework. The nurse attempts to enter into and stay within the other’s frame of reference for connecting with the inner life world of meaning and spirit of the other; together they join in a mutual search for meaning and wholeness of being and becoming to potentiate comfort measures, pain control, a sense of well-being, wholeness, or even spiritual transcendence of suffering. The person is viewed as whole and complete, regardless of illness or disease. (Watson, 1996, Blueprint: p. 153).
Caring Moments, Caring Occasions
A caring occasion occurs whenever the nurse and another come together with their unique life histories and phenomenal fields in a human-to-human transaction. The coming together in a given moment becomes a focal point in space and time. It becomes transcendent whereby experience and perception take place, but the actual caring occasion has a greater field of its own in a given moment. The process goes beyond itself, yet arises from aspects of itself that become part of the life history of each person, as well as part of some larger, more complex pattern of life. (Watson, 1985/1988, p. 59; 1996 p.157 reprinted).
A caring moment involves an action and choice by both the nurse and the other. The moment of coming together presents them with the opportunity to decide how to be in the moment and in the relationship as where as what to do with and during the moment. If the caring moment is transpersonal, each feels a connection with the other at the spirit level, thus it transcends time and space, opening up new possibilities for healing and human connection at a deeper level than physical interaction. I quote:
….we learn from one another how to be human by identifying ourselves with others, finding their dilemmas in ourselves. What we all learn from it is self-knowledge. The self we learn about …is every self. IT is universal - the human self. We learn to recognize ourselves in others…(it) keeps alive our common humanity and avoids reducing self or other to the moral status of object.
(Watson, 1985/1988, pp. 59-60).
Caring (Healing) Consciousness
The dynamic of transpersonal caring (healing) within a caring moment is manifest in a field of consciousness. The transpersonal dimensions of a caring moment are affected by the nurse’s consciousness in the caring moment, which in turn affects the field of the whole. The role of consciousness with respect to a holographic view of science have been discussed in earlier writings (Watson, 1992, p. 148) and include the following points:
 The whole caring-healing-loving consciousness is contained within a single caring moment.
 The one caring and the one being cared for are interconnected; the caring-healing process is connected with the other human(s) and the higher energy of the universe; the caring-healing-loving consciousness of the nurse is communicated to the one being cared for; caring-healing-loving consciousness exists through and transcends time and space and can be dominant over physical dimensions.
 Within this context, it is acknowledged that the process is relational and connected; it transcends time, space, and physicality. The process is intersubjective with transcendent possibilities that go beyond the given caring moment.
Caring Science Defined
Caring science encompasses a humanitarian, human science orientation to human caring processes, phenomena and experiences. Caring science includes arts and humanities as well as science. A caring science perspective is grounded in a relational ontology of being-in-relation, and a world view of unity and connectedness of All. Transpersonal Caring acknowledges unity of life and connections that move in concentric circles of caring - from individual, to others, to community, to world, to Planet Earth, to the universe.
Caring science investigations embrace inquiries that are reflective, subjective and interpretative as well as objective-empirical and Caring science inquiry includes ontological, philosophical, ethical, historical inquiry and studies. In addition, caring science includes multiple epistemological approaches to inquiry including clinical and empirical, but is open to moving into new areas of inquiry that explore other ways of knowing, for example, aesthetic, poetic, narrative, personal, intuitive, kinesthetic, evolving consciousness, intentionality, metaphysical - spiritual, as well as moral-ethical knowing.
Caring science is an evolving new field that is grounded in the discipline of nursing and evolving nursing science, but more recently includes other fields and disciplines in the Academy, for example, Women/Feminist studies, Education, Ecology, Peace Studies, Philosophy/ Ethics, Arts and Humanities, Mindbodyspirit Medicine. As such, caring science is rapidly becoming an Interdisciplinary or Transdisciplinary field of study. It has relevance to all the health, education, and human service fields and professions.
The Implications of Caring Theory
The caring model or theory can also be considered a philosophical and moral/ethical foundation for professional nursing and part of the central focus for nursing at the disciplinary level. A model of caring includes a call for both art and science; it offers a framework that embraces and intersects with art, science, humanities, spirituality, and new dimensions of mindbodyspirit medicine and nursing evolving openly as central to human phenomena of nursing practice. I emphasize that it is possible to read, study, learn about, even teach and research the caring theory; however, to truly "get it," one has to personally experience it; thus the model is both an invitation and an opportunity to interact with the ideas, experiment with and grow within the philosophy, and living it out in one’s personal/professional life.
The ideas as originally developed, as well as in the current evolving phase (see Watson, 1999), provide others a chance to assess, critique and see where, how, or if, one may locate self within the framework or the emerging ideas in relation to their own "theories and philosophies of professional nursing and/or caring practice."
If one chooses to use the caring perspective as theory, model, philosophy, ethic or ethos for transforming self and practice, or self and system, the following questions may help (Watson, 1996, p. 161): Is there congruence between (a) the values and major concepts and beliefs in the model and the given nurse, group, system, organization, curriculum, population needs, clinical administrative setting, or other entity that is considering interacting with the caring model to transform and/or improve practice? What is one’s view of human? And what it means to be human, caring, healing, becoming, growing, transforming, etc. For example: In words of Teilhard de Chardin: "Are we humans having a spiritual experience, or are we spiritual beings having a human experience?" Such thinking in regard to this philosophical question can guide one’s worldview and help to clarify where one may locate self within the caring framework. Are those interacting and engaging in the model interested in their own personal evolution? Are they committed to seeking authentic connections and caring-healing relationships with self and others? Are those involved "conscious" of their caring-caritas or non-caring consciousness and intentionally in a given moment and at an individual and system level? Are they interested and committed to expanding their caring consciousness and actions to self, other, environment, nature and wider universe? Are those working within the model interested in shifting their focus from a modern medical science-technocure orientation to a true caring-healing-loving model?
This work, in both its original and evolving forms, seeks to develop caring as an ontological and theoretical-philosophical-ethical framework for the profession and discipline of nursing and clarify its mature relationship and distinct intersection with other health sciences. Nursing caring theory based activities as guides to practice, education and research have developed throughout the USA and other parts of the world. Watson’s work is consistently one of the nursing caring theories used as a guide. Nurses’ reflective-critical practice models are increasingly adhering to caring ethic and ethos.
Because the nature of the use of the caring theory is fluid, dynamic, and undergoing constant change in various settings around the world and locally I am not able to offer updated summaries of activities. Earlier publications seek to provide examples of how the work is used, or has been used in specific settings.
The Future of Nursing
Nursing’s future and nursing in the future will depend upon nursing maturing as a distinct health, healing and caring profession that it has always represented across time, but has yet to actualize. Nursing, thus ironically, now is challenged to stand and mature within its own paradigm, while simultaneously having to transcend it and share with others. The future already reveals that all health care practitioners will need to work within a shared framework of caring relationships; mindbodyspirit medicine; embracing healing arts, caring practices, and processes; and the spiritual dimensions of care much more completely. Thus, nursing is at its own cross road of possibilities, among world views, paradigms, centuries and eras; invited and required to build upon its heritage and latest evolution in science and technology; but, to transcend itself for a postmodern future yet to be known. However, nursing’s future holds promises of caring and healing mysteries and models yet to unfold as opportunities for offering compassionate caritas service await at individual, system, societal, national and global levels for self, profession, and the broader world community.
Watson proposes even assumptions about the science of caring. The basic assumptions are:
• Caring can be effectively demonstrated and practiced only interpersonally.
• Caring consists of carative factors that result in the satisfaction of certain human needs.
• Effective caring promotes health and individual or family growth.
• Caring responses accept person not only as he or she is now but as what he or she may become.
• A caring environment is one that offers the development of potential while allowing the person to choose the best action for himself or herself at a given point in time.
• Caring is more “ healthogenic” than is curing. A science of caring is complementary to the science of curing.
• The practice of caring is central to nursing.
The ten primary carative factors
The structure for the science of caring is built upon ten carative factors. These are:
1. The formation of a humanistic- altruistic system of values.
2. The installation of faith-hope.
3. The cultivation of sensitivity to one’s self and to others.
4. The development of a helping-trust relationship
5. The promotion and acceptance of the expression of positive and negative feelings.
6. The systematic use of the scientific problem-solving method for decision making
7. The promotion of interpersonal teaching-learning.
8. The provision for a supportive, protective and /or corrective mental, physical, socio-cultural and spiritual environment.
9. Assistance with the gratification of human needs.
10. The allowance for existential-phenomenological forces.
The first three carative factors form the “philosophical foundation” for the science of caring. The remaining seven carative factors spring from the foundation laid by these first three.
1. The formation of a humanistic- altruistic system of values
• Begins developmentally at an early age with values shared with the parents.
• Mediated through ones own life experiences, the learning one gains and exposure to the humanities.
• Is perceived as necessary to the nurse’s own maturation which then promotes altruistic behavior towards others.
2. Faith-hope
• Is essential to both the carative and the curative processes.
• When modern science has nothing further to offer the person, the nurse can continue to use faith-hope to provide a sense of well-being through beliefs which are meaningful to the individual.
3. Cultivation of sensitivity to one’s self and to others
• Explores the need of the nurse to begin to feel an emotion as it presents itself.
• Development of one’s own feeling is needed to interact genuinely and sensitively with others.
• Striving to become sensitive, makes the nurse more authentic, which encourages self-growth and self-actualization, in both the nurse and those with whom the nurse interacts.
• The nurses promote health and higher level functioning only when they form person to person relationship.
4. Establishing a helping-trust relationship
• Strongest tool is the mode of communication, which establishes rapport and caring.
• She has defined the characteristics needed to in the helping-trust relationship. These are:
Congruence
Empathy
Warmth
• Communication includes verbal, nonverbal and listening in a manner which connotes empathetic understanding.
5. The expression of feelings, both positive and negative
• According to Watson, “feelings alter thoughts and behavior, and they need to be considered and allowed for in a caring relationship”.
• According to her such expression improves one’s level of awareness.
• Awareness of the feelings helps to understand the behavior it engenders.
6. The systematic use of the scientific problem-solving method for decision making
• According to Watson, the scientific problem- solving method is the only method that allows for control and prediction, and that permits self-correction.
• She also values the relative nature of nursing and supports the need to examine and develop the other methods of knowing to provide an holistic perspective.
• The science of caring should not be always neutral and objective.
7. Promotion of interpersonal teaching-learning
• The caring nurse must focus on the learning process as much as the teaching process.
• Understanding the person’s perception of the situation assist the nurse to prepare a cognitive plan.
8. Provision for a supportive, protective and /or corrective mental, physical, socio-cultural and spiritual environment
• Watson divides these into eternal and internal variables, which the nurse manipulates in order to provide support and protection for the person’s mental and physical well-being.
• The external and internal environments are interdependent.
• Watson suggests that the nurse also must provide comfort, privacy and safety as a part of this carative factor.
9. Assistance with the gratification of human needs
• It is grounded in a hierarchy of need similar to that of the Maslow’s.
• She has created a hierarchy which she believes is relevant to the science of caring in nursing.
• According to her each need is equally important for quality nursing care and the promotion of optimal health. All the needs deserve to be attended to and valued.
Watson’s ordering of needs
• Lower order needs (biophysical needs)
o The need for food and fluid
o The need for elimination
o The need for ventilation
• Lower order needs (psychophysical needs)
o The need for activity-inactivity
o The need for sexuality
• Watson’s ordering of needs
o Higher order needs (psychosocial needs)
o The need for achievement
o The need for affiliation
o Higher order need (intrapersonal-interpersonal need)
o The need for self-actualization
• Research findings have established a correlation between emotional distress and illness. According to Watson, the current thinking of holistic care emphasizes that:
o Factors of the etiological component interact and produce change through complex neuro-physiological and neuro-chemical pathways
o Each psychological function has a physiological correlate
o Each physiological component has a psychological correlate
Example:
Bulemia, anorexia and gastro-intestinal ulcers are a just few of the disorders that indicate a complex interaction between the physiological and psychological.
10. Allowance for existential-phenomenological forces
• Phenomenology is a way of understanding people from the way things appear to them, from their frame of reference.
• Existential psychology is the study of human existence using phenomenological analysis.
• This factor helps the nurse to reconcile and mediate the incongruity of viewing the person holistically while at the same time attending to the hierarchical ordering of needs.
• Thus the nurse assists the person to find the strength or courage to confront life or death.
Watson’s theory and the four major concepts
1. Human being
• She adopts a view of the human being as: “….. a valued person in and of him or herself to be cared for, respected, nurtured, understood and assisted; in general a philosophical view of a person as a fully functional integrated self. He, human is viewed as greater than and different from, the sum of his or her parts”.
2. Health
• Watson believes that there are other factors that are needed to be included in the WHO definition of health. She adds the following three elements:
• A high level of overall physical, mental and social functioning
• A general adaptive-maintenance level of daily functioning
• The absence of illness (or the presence of efforts that leads its absence)
3. Environment/society
• According to Watson caring (and nursing) has existed in every society. A caring attitude is not transmitted from generation to generation. It is transmitted by the culture of the profession as a unique way of coping with its environment.
4. Nursing
• According to Watson “ nursing is concerned with promoting health, preventing illness, caring for the sick and restoring health”.
• It focuses on health promotion and treatment of disease. She believes that holistic health care is central to the practice of caring in nursing.
• She defines nursing as…..
“A human science of persons and human health-illness experiences that are mediated by professional, personal, scientific, esthetic and ethical human transactions”.
Watson’s theory and nursing process
• Watson points out that nursing process contains the same steps as the scientific research process. They both try to solve a problem. Both provide a framework for decision making. Watson elaborates the two processes as:
1. Assessment
• Involves observation, identification and review of the problem; use of applicable knowledge in literature.
• Also includes conceptual knowledge for the formulation and conceptualization of framework.
• Includes the formulation of hypothesis; defining variables that will be examined in solving the problem.
2. Plan
• It helps to determine how variables would be examined or measured; includes a conceptual approach or design for problem solving. It determines what data would be collected and how on whom.
3. Intervention
• It is the direct action and implementation of the plan.
• It includes the collection of the data.
4. Evaluation
• Analysis of the data as well as the examination of the effects of interventions based on the data. Includes the interpretation of the results, the degree to which positive outcome has occurred and whether the result can be generalized.
• It may also generate additional hypothesis or may even lead to the generation of a nursing theory.
Watson’s work and the characteristic of a theory
• According to Watson, “a theory is an imaginative grouping of knowledge, ideas and experiences that are represented symbolically and seek to illuminate a given phenomenon”
• She views nursing as,
“….both a human science and an art and as such it cannot be considered qualitatively continuous with traditional, reductionistic, scientific methodology”.
• She suggests that nursing might want to develop its own science that would not be related to the traditional sciences but rather would develop its own concepts, relationships and methodology.
• Theories can interrelate concepts in such a way as to create a different way of looking at a particular phenomenon
• The basic assumptions for the science of caring in nursing and the ten carative factors that form the structure for that concept is unique in Watson’s theory.
• She describes caring in both philosophical and scientific terms.
• Watson also indicates that needs are interrelated.
• The science of caring suggests that the nurse recognize and assist with each of the interrelated needs in order to reach the highest order need of self-actualization.
Theories must be logical in nature
• Watson’s work is logical in that the factors are based on broad assumptions which provide a supportive framework.
• With these carative factors she delineates nursing from other professions
• These carative factors are logically derived from the assumptions and related to he hierarchy of needs.
Theories should be relatively simple yet generalizable
• The theory is relatively simple as it does not use theories from other disciplines that are familiar to nursing.
• The theory is simple relatively but the fact that it de-emphasizes the pathophysiological for the psychosocial diminishes its ability to be generalizable.
• She discusses this in the preface of her book when she speaks of the “trim” and the “core” of nursing.
• She defines trim as the clinical focus, the procedure and the techniques.
• The core of the nursing is that which is intrinsic to the nurse-client interaction that produces a therapeutic result. Core mechanisms are the carative factors.
Theories can be the basis for hypotheses that can be tested
• Watson’s theory is based on phenomenological studies that generally ask questions rather than state hypotheses. Its purpose is to describe the phenomena, to analyze and to gain an understanding.
• Theories contribute to and assist in increasing the general body within the discipline through research implemented to validate them
• According to Watson the best method to test this theory is through field study.
• An example is her work in the area of loss and caring that took place in Cundeelee, Western Australia and involved a tribe of aborigines.
Theories can be utilized by practitioners to guide and improve their practice
• Watson’s work can be used to guide and improve practice.
• It can provide the nurse with the most satisfying aspects of practice and can provide the client with the holistic care so necessary for human growth and development.
• Theories must be consistent with other validated theories, laws and principles but will leave open unanswered questions that need to be investigated
• Watson’s work is supported by the theoretical work of numerous humanists, philosophers, developmentalists and psychologists.
• She clearly designates the theories of stress, development, communication, teaching-learning, humanistic psychology and existential phenomenology which provide the foundation for the science of caring.
Strengths
• Besides assisting in providing the quality of care that client ought to receive, it also provides the soul satisfying care for which many nurses enter the profession.
As the science of caring ranges from the biophysical through the intrapersonal, each nurse becomes an active coparticipant in the client’s struggle towards self-actualization.
• The client is placed in the context of the family, the community and the culture.
• It places the client as the focus of practice rather than the technology.
Limitations
• Given the acuity of illness that leads to hospitalization, the short length stay , and the increasing complex technology, such quality of care may be deemed impossible to give in the hospital.
• While Watson acknowledges the need for biophysical base to nursing, this area receives little attention in her writings.
• The ten caratiive factors primarily delineate the psychosocial needs of the person.
• While the carative factors have a sound foundation based on other disciplines, they need further research in nursing to demonstrate their application to practice.
Summary
• Watson’s theory
• Its seven assumptions
• The ten carative factors
• Watson’s theory and the four major concepts
• Watson’s theory and the nursing process
• Watson’s work and the characteristic’s of the theory
• Strengths
• Limitations
Research related to Watson’s theory
• Saint Joseph Hospital in Orange, California has selected Jean Watson’s theory of human caring as the framework base for nursing practice.
• The effectiveness of Watson's Caring Model on the quality of life and blood pressure of patients with hypertension. J Adv Nurs. 2003 Jan;41(2):130-9.
• This study demonstrated a relationship between care given according to Watson's Caring model and increased quality of life of the patients with hypertension. Further, in those patients for whom the caring model was practised, there was a relationship between the Caring model and a decrease in patient's blood pressure. The Watson Caring Model is recommended as a guide to nursing patients with hypertension, as one means of decreasing blood pressure and increase in quality of life.
• Martin, L. S. (1991). Using Watson’s theory to explore the dimensions of adult polycystic kidney disease . ANNA Journal, 18, 403-406 .
• Mullaney, J. A. B. (2000). The lived experience of using Watson’s actual caring occasions to treat depressed women . Journal of Holistic Nursing, 18(2), 129-142
• Martin, L. S. (1991). Using Watson’s theory to explore the dimensions of adult polycystic kidney disease . ANNA Journal, 18, 403-406
Conclusion
• Watson provides many useful concepts for the practice of nursing.
• She ties together many theories commonly used in nursing education and does so in a manner helpful to practioners of the art and science of nursing.
• The detailed descriptions of the carative factors can give guidance to those who wish to employ them in practice or research.
• Using her theory can add a dimension to practice that is both satisfying and challenging.
Reference
1. Timber BK. Fundamental skills and concepts in Patient Care, 7th edition, LWW, N
2. George B. Julia , Nursing Theories- The base for professional Nursing Practice , 3rd ed. Norwalk, Appleton & Lange.
3. Wills M.Evelyn, McEwen Melanie (2002). Theoretical Basis for Nursing Philadelphia. Lippincott Williams& wilkins.
4. Meleis Ibrahim Afaf (1997) , Theoretical Nursing : Development & Progress 3rd ed. Philadelphia, Lippincott.
5. Taylor Carol,Lillis Carol (2001)The Art & Science Of Nursing Care 4th ed. Philadelphia, Lippincott.
6. Potter A Patricia, Perry G Anne (1992) Fundamentals Of Nursing –Concepts Process & Practice 3rd ed. London Mosby Year Book.
7. Vandemark L.M. Awareness of self & expanding consciousness: using Nursing theories to prepare nurse –therapists Ment Health Nurs. 2006 Jul; 27(6) : 605-15
8. Reed PG, The force of nursing theory guided- practice. Nurs Sci Q. 2006 Jul;19(3):225
9. Cheng MY. Using King's Goal Attainment Theory to facilitate drug compliance in a psychiatric patient. Hu Li Za Zhi. 2006 Jun;53(3):90-7.
10. Delaune SC,. Ladner PK, Fundamental of nursing, standard and practice, 2nd edition, Thomson, NY, 2002.
F.Sri Susilaningsih*
Kata kunci : keperawatan,profesi,paradigma,holism,humanism,caring
PENDAHULUAN
Keperawatan saat ini tengah mengalami masa transisi panjang yang tampaknya belum akan segera berakhir. Keperawatan yang awalnya merupakan vokasi dan sangat didasari oleh mother instinct – naluri keibuan, mengalami perubahan / pergeseran yang sangat mendasar atas konsep dan proses, menuju keperawatan sebagai profesi. Perubahan ini terjadi karena tuntutan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan secara umum, perkembangan IPTEK dan perkembangan profesi keperawatan sendiri.
Keperawatan sebagai profesi harus didasari konsep keilmuan yang jelas, yang menuntun untuk berpikir kritis-logis-analitis; bertindak secara rasional – etis; serta kematangan untuk bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan. Keperawatan sebagai direct human care harus dapat menjawab mengapa seseorang membutuhkan dan dapat dibantu melalui keperawatan; domain keperawatan dan keterbatasan lingkup pengetahuan serta lingkup garapan praktek keperawatan; basis konsep dari teori dan struktur substantif setiap konsep menyiapkan substansi dari ilmu keperawatan sehingga dapat menjadi acuan untuk melihat wujud konkrit permasalahan pada situasi kehidupan manusia dimana perawat/keperawatan diperlukan keberadaannya.
Secara mendasar, keperawatan sebagai profesi dapat terwujud bila para profesionalnya dalam lingkup karyanya senantiasa berpikir analitis,kritis dan logis terhadap fenomena yang dihadapinya; bertindak secara rasional-etis; serta bersikap tanggap/peka terhadap kebutuhan klien sebagai pengguna jasanya. Akan tetapi pergeseran-pergeseran ini membawa konsekwensi dan segudang pertanyaan untuk dijawab : Apakah benar keperawatan itu profesi, kalau ya pertanyaan yang kemudian muncul adalah apa fokus telaahannya, , lingkup garapan dan basis intervensinya, pada sirkumstansis seperti apa intervensi keperawatan dibutuhkan, atau secara singkat how nurses facilitate the health of human beings? Apakah keperawatan itu ilmu? Kalau demikian apa objek formilnya; objek materiilnya; konsep-konsep apa yang mendasari building block nya; melalui proses metodologi seperti apa ilmu keperawatan tsb ditemukan dan dibangun.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tsb diperlukan telaah terhadap esensi keperawatan didasarkan pada berbagai konsep yang melandasi perkembangan berbagai teori-teori keperawatan. Berbagai teori keperawatan mengemuka sejak Florence Nightingale (notes on nursing), Virginia Henderson (the activities of living) , Callista Roy (Adaptation Model), Dorothea Orem (Self-care model), M.Leininger (transcultural nursing), Jean Watson (human science and human care) dan masih banyak lagi.
Tulisan ini mencoba menelaah keperawatan dengan teori Jean Watson sebagai pegangan utama, karena alasan : 1) paradigma keperawatan menekankan manusia sebagai fokus sentral, 2) dari teori-teori keperawatan yang mengemuka, ada konsensus umum bahwa disiplin keperawatan menekankan a holistic and humanistic viewpoint with a fundamental ethic of caring.
ESENSI PROFESI
Profesi, secara historis dikaitkan dengan pendidikan tinggi atau institusi pembelajaran dan membawa implikasi pada tingkat kemampuan tertentu yang dicapai melalui proses studi dan riset. Lebih lanjut, ada kesepakatan umum bahwa profesionalisme berkaitan langsung dengan keahlian, otonomi dan pelayanan. Seorang professional bertindak secara konsiensius, paham dan mengerti apa yang dilakukannya dan bertanggung jawab terhadap dirinya dan orang lain (Perry & Potter,2005:7). Profesi mempunyai katarkeristik utama :
• Profesi mensyaratkan pendidikan yang memadai untuk meletakkan dasar-dasar professional bagi para praktisinya
• Profesi mempunyai pengetahuan , konsep dan teori sebagai landasan untuk mengembangkan ketrampilan , kemampuan dan norma-norma
• Profesi mempunyai bidang garap dan layanan yang spesifik, serta standar sebagai acuan • Anggota profesi mempunyai otonomi dan kewenangan untuk mengambil keputusan terhadap hal-hal yang menjadi lingkup garap keprofesian
• Profesi mempunyai kode etik untuk menuntun anggota profesi dalam menjalankan aktifitas profesionalnya, serta melindungi masyarakat konsumennya. Karakteristik tersebut akan menjadi penciri bagi para profesional dalam menjalankan peran dan fungsinya. Peran dan fungsi yang diemban para profesional sejalan dengan domain profesionalnya, dalam hal ini menyangkut tiga hal pokok yaitu fokus telaahan , lingkup garapan dan basis intervensi. Ketiga domain profesi ini menjadi landasan bagi para profesional untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti diketahui bahwa profesi ada karena keberadaannya dibutuhkan masyarakat sehingga terjadi hubungan timbal balik antara masyarakat profesi dan masyarakat konsumen,hubungan saling percaya antara keduanya dibangun dan dibina sehingga melalui hubungan ini tumbuh pengakuan masayarakat terhadap profesi dan pengakuan tersebut melekatkan status dan privelege pada masyarakat profesi. Di pihak lain , pengakuan - status dan privelege ini membangun komitmen para profesional untuk ”menginvestasikan” diri dan hidupnya bagi karyanya melayani masyarakat, dengan demikian pada akhirnya penciri profesi akan melekat pada gaya hidup,perilaku dan personality; dan kehidupan profesional dapat berujung pada income,prestige dan power. Dalam konteks ini ketiga hal tersebut dapat bermakna bahwa melalui profesinya seseorang dapat hidup layak, bangga pada profesinya dan melalui aktifitas profesinya dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat.
MAKNA dan PARADIGMA KEPERAWATAN
Paradigma, dalam Chaska (1990:167,) dikemukakan sebagai “ a world view or general perspective for viewing some complexity of the real world that becomes embedded in the orientation of those who subscribe to the paradigm” atau apa yang dikemukakan Kelly 2003:194 sebagai Ways of looking at (Conceptualizing a Discipline (ex.Nursing) in a clear, explicit term that can be communicated to others” Apabila pengertian paradigma tersebut dikaitkan dengan keperawatan, maka dapat dikatakan sebagai keyakinan dan cara pandang terhadap berbagai konsep yang mendasari the real world of nursing , sehingga dengan memahami nilai-nilai yang menjadi dasar keyakinan dan cara pandang tersebut akan menuntun orientasi konsep dan aplikasi praktisnya. Para penggagas teori keperawatan menyepakati bahwa ada empat konsep yang menjadi elemen utama paradigma keperawatan yaitu : manusia, lingkungan, sehat/kesehatan dan keperawatan (Chaska,2003;Perry & Potter,2005) dan manusia merupakan fokus sentral dari paradigma keperawatan (George,1980). Keempat elemen dari paradigma ini diwujud-nyatakan dengan dijiwai oleh prinsip holism, humanism dan caring.
Keperawatan.
Esensi keperawatan, seperti dirumuskan oleh American Nurses Association (ANA,1980) adalah Diagnosis and treatment of human responses to actual and potential health problems atau dapat diinterpretasikan sebagai diagnosis dan perlakuan pada respon manusia terhadap masalah klesehatan baik yang sifatnya aktual maupun potensial. Dari rumusan tersebut ada beberapa hal pokok yang membutuhkan penjabaran makna lebih lanjut, yaitu : diagnosis dan perlakuan, respon manusia dan masalah kesehatan.
Diagnosis adalah careful,critical study of something to determine its nature (NANDA,2001). Diagnosis merupakan kesimpulan terhadap suatu keadaan yang dilakukan melalui proses pengkajian dalam hal ini terdiri dari tahapan-tahapan pengumpulan data, analisis dan kesimpulan. Diagnosis keperawatan (ICN,1987) adalah label given by a nurse to the decision about a phenomenon which is the focus of nursing intervention atau dapat diinterpretasikan sebagai rumusan yang dibuat berdasarkan keputusan terhadap fenomena yang merupakan fokus dari intervensi/perlakuan keperawatan.
Jadi diagnosis keperawatan disini berbeda dari diagnosis medik ;diagnosis keperawatan tidak menentukan jenis penyakit yang diderita oleh seseorang tetapi menentukan fenomena apa yang dialami oleh seseorang, hal ini antara lain dapat berkaitan dengan penyakit atau keadaan lain dari rentang sehat-sakit. Fenomena atau fokus telaahan ini merupakan aspect of health of relevance to nursing practice. Potter & Perry (2005:58) mengemukakan fenomena sebagai aspects of reality that can be consciously sensed or experienced. Dari dua pendapat tadi dapat dikemukakan bahwa fenomena merupakan aspek dari realitas yang dapat dirasakan atau dialami. Dalam suatu disiplin, fenomena mencerminkan domain atau territory. Domain dikatakan sebagai …the perspective and territory of the discipline and contains the subject , central concept, values and beliefs, phenomena of interest and the central problems of the discipline. Secara spesifik ini menyangkut tentang human responses to health and illness either potential or actual ……these human responses range broadly from health restoring reactions to an individual episode of illness to the development of policy in promoting the longterm health of a population ….. Fenomena dalam hal ini respon manusia terhadap masalah kesehatan atau rentang kondisi sehat-sakit, secara individual client dapat berupa respon terhadap penyakit misalnya kanker leher rahim; maka proses mendiagnosis pada keperawatan menekankan pada apa/bagaimana respon klien secara utuh terhadap kondisi tersebut. Melalui aktifitas pengkajian keperawatan (nursing assessment) ditelaah bagaimana respon fisiknya : apakah menimbulkan nyeri, bagaimana intensitas dan kwalitas nyerinya, seperti apa polanya, apakah nyeri ini menyertai terganggunya pola aktifitas atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar yang lain? Yang berikutnya adalah kajian terhadap respon psiko-sosialnya : apakah yang bersangkutan tahu apa yang dideritanya, apa makna kanker ini baginya, apakah keberadaan kanker leher rahim ini menyebabkan fungsi peran nya (role function) terganggu, dalam kapasitasnya sebagai apa – ibu,istri? Bagaimana respon emosionalnya terhadap keberadaan kanker leher rahim ini, atau berada pada tahapan manakah : denial (penolakan)- anger (marah)- bargaining (tawar menawar)- depression (kesedihan yang mendalam)- ataukah sudah pada tahap acceptance (menerima). Kajian secara utuh respon bio-psiko-sosio-spiritual harus dilakukan, sejalan denagn pandangan dasar keperawatan terhadap manusia yang unik dan utuh, dihadapkan pada kanker leher rahim yang sama responnya berbeda-beda. Untuk menentukan kebutuhan dasar apa yang tidak terpenuhi (lingkup garapan keperawatan/ domain profesi) dan bagaimana potensi yang bersangkutan untuk mengatasinya.
Kebutuhan dasar manusia ini (basic human needs) ini meliputi antara lain kebutuhan udara (oksigen); nutrisi; cairan dan elektrolit; eliminasi; rasa nyaman; rasa aman (safety and security); interaksi; hygiene personal; mobilitas fisik. Kesimpulan terhadap kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia (KDM) inilah yang disebut dengan diagnosis keperawatan.
Diagnosis keperawatan menjadi basis intervensi atau bentuk perlakuan dan bantuan keperawatan yang harus dilakukan perawat, terhadap kliennya, apakah secara mandiri ataukah secara kolaboratif tergantung dari esensi permasalahan dan kompleksitasnya. Rumusan diagnosis keperawatan dapat meliputi rangkaian pernayataan tentang problem-etiology-symptom (PES); problem-etiology (PE); atau problem –symptom (PS). Sangat tergantung pada rumusan diagnosis keperawatan, perlakuan keperawatan (nursing intervention) dapat berupa upaya promotif,preventif,caratif (dari care) dan restoratif. Ini seperti pula diuraikan oleh ICN (International Council of Nursing), nursing as an integral part of health care system encompasses the promotion of health,prevention of illness, and the care of physically ill,mentally ill and disable people of all ages, in all health care and other community settings …. Bantuan keperawatan (nursing intervention) ini diberikan apabila seseorang berada pada kondisi self-care deficits (Orem,1980) yaitu apabila self care demand melampaui self care ability atau seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia (KDM)nya secara mandiri baik karena tidak adanya kemampuan, kemauan dan atau pengetahuan… the unique function of the nurse is to assist the individual, sick or well (or to a peaceful death) in the performance of those activities in such a way that he/she can perform unaided if he/she has the necessary strength,wll or knowledge (V.Henderson, 1967).
Dengan menggunakan pandangan dasar terhadap tiga konsep yang lain dalam paradigma keperawatan, maka intervensi keperawatan sebagai bentuk pelayanan professional memperhatikan nilai-nilai harkat dan martabat manusiawi (humanism), perlakuan yang utuh/ tidak terfragmentasi (holism/wholeness) dan menekankan caring sebagai jiwa dari keperawatan (the heart of nursing).
MANUSIA sebagai FOKUS SENTRAL
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetia, humanities dan kiat/art (Watson,1985). Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti dinyatakan oleh Watson (1985) human care is the heart of nursing atau Leininger (1984) yang menekankan caring is the central and unifying domain for the body of knowledge and practices of nursing.
Pandangan tentang keperawatan sebagai sains tentang human care adalah komprehensif. Ini termasuk pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area-area :
• Pengkajian terhadap kondisi manusia
• Eksplikasi dari pengalaman manusia dengan, dan responnya terhadap berbagai kondisi sehat-sakit
• Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya
• Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship
• Studi tentang sistem untuk bagaimana human care mesti diwujudkan
Dalam eksplikasi sains tentang human care pencarian harus termasuk beragam metoda untuk memperoleh pemahaman utuh dari human phenomena. Pencarian ini harus memfasilitasi integrasi pengetahuan dari biomedical,perilaku,sosiokultural, seni dan humaniora untuk menemukan pengetahuan keperawatan baru. Melalui strategi integrasi dan analisis, dunia objektifitas dapat dihubungkan dengan dunia subjektif dari pengalaman manusia untuk mencapai linkage ini. Perspektif tentang human science memberi kesempatan bagi pemikir/peneliti keperawatan untuk melakukan telaah terhadap keilmuan keperawatan dan arahnya, guna meletakkan dasar-dasar subject matter serta tanggung jawab ilmiah dan sosialnya. Melalui perspektif ini, kajian terhadap makna,nilai etika tentang manusia, kesehatan dan keperawatan dapat dilakukan.
Dalam konteks ini, pemahaman tentang human science berbasis pada :
• Filosofi tentang kebebasan,pilihan dan tanggung jawab manusia
• Biologi dan psikologi tentang keutuhan manusiawi (holism)
• Epistemologi bukan hanya secara empiris tetapi juga pengembangan estetis,nilai-nilai etis,intuisi dan proses eksplorasi dan penemuan
• Konteks hubungan,proses interaksi antar manusia
Melalui telaah terhadap berbagai aspek tersebut, keperawatan secara kritis harus mempertanyakan apakah arah pengembangan keilmuan dan profesi keperawatan dengan pendekatan medical science tepat ? Pendekatan ini lebih menekankan pada penggunaan konsep, pandangan dan tehnik-tehnik dari ilmu alam dan kedokteran yang diaplikasikan pada keperawatan. Dengan pendekatan ini, keperawatan baik secara keilmuan ataupun profesi akan terjebak pada pola pemikiran dan tindakan yang mudah terfragmentasi pada struktur dan fungsi organ, penyakit dan tehnik-proseduril tertentu. Ini tidak sejalan dengan prinsip dan pandangan keperawatan tentang holism,humanism and caring.
Keperawatan sebagai human science mengintegrasikan keilmuan dengan nilai-nilai keindahan, seni/kiat , aspek etis dan estetis dari proses caring antar manusia. Keperawatan dapat berkembang dengan fondasi filosofis yang lebih bermakna berbasis pada nilai-nilai manusiawi. Melalui ini harus dipilih metoda yang memungkinkan untuk melakukan kajian terhadap makna diri bukan hanya secara objektif tetapi juga subjektif dari diri perawat sendiri maupun orang lain. Dalam konteks ini, kajian keperawatan lebih memfokuskan pada manusia dengan masalah dan pengalaman hidupnya (i.e.health and illness) dari pada sekedar perilaku,tehnik dan proseduril yang sering tidak manusiawi. Dengan demikian, pola ini akan memperluas pemikiran dan memungkinkan untuk mengembangkan gambaran baru tentang makna sebagai manusia, perawat, pengalaman sakit, pengalaman dirawat/disembuhkan, memberi dan menerima human care
Manusia.
Dalam pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully functional integrated self. Dalam konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok yang utuh, …..the human is viewed as greater than, and different from, the sum of his or her parts …. (Watson,1985:14) yang bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang manusia, secara bersama-sama berfungsi dan berespon untuk mewujudkan keutuhannya. Karena keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, berkesinambungan dan itu semua penting untuk perkembangan personalnya.
Pandangan dasar tentang manusia ini, yang dalam paradigma keperawatan merupakan fokus sentral pada saatnya memberi arah pada eksplorasi tentang human science , human responses (to health and illness) dan human care serta menuntun perawat untuk memahami dan memperlakukan manusia lain (klien) secara utuh, unik dan manusiawi.
Sehat/Kesehatan .
Sehat seperti dinyatakan WHO adalah a state of complete physical,mental and social wellbeing, not merely the absence of disease or infirmity, atau dikatakan sebagai kondisi yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial dan tidak sekedar bebas dari penyakit dan kelemahan. Definisi tersebut mengandung makna bahwa sehat merupakan kondisi multidimensi yang paling tidak mencakup lima dimensi yang berbeda sebagai standar minimal untuk dinyatakan sebagai sehat (sempurna) yaitu kesehatan fisik, mental (fungsi emosional dan intelektual) fungsi sosial, fungsi peran dan persepsi umum tentang wellbeing. Konsep lain dikemukakan oleh Pender (1996:18) mengutip Dubos mengemukakan sehat sebagai a state or conditions that enables the individuals to adapt to the environment; the degree of health experienced is dependent to one’s ability to adjust to the various internal and external tensiona that one faces. Dari kutipan tersebut sehat dikatakan sebagai kondisi yang memungkinkan bagi seseorang untuk beradaptasi terhadap lingkungannya; “tingkatan” kondisi sehat yang dialami tergantung pada kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai tekanan baik internal maupun eksternal yang dihadapi.
Watson (1985:48) menyatakan sehat sebagai unity and harmony within the mind,body and soul. Its also associated with the degree of congruence between the self as perceived and the self as experienced, Such a viewed of health focuses on the entire nature of the individual in his or her physical,social.esthetic and moral realms-instead of just certain aspects oh human behavior and physiology. Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat merupakan kondisi yang utuh dan selaras antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal yang bersifat fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku dan fisiologi manusia semata. Sedangkan Carieri &Co.(1980) dalam bukunya Basic Human Needs menyatakan sehat sebagai a state in which needs are being sufficiently met, dalam hal ini seseorang dikatakan sehat bila kebutuhan dasarnya terpenuhi. Dalam hal sehat-sakit sebagai suatu rentang, Halbert Dunn seperti dikutip Pender (1996:19) mengemukakan bahwa sehat optimum atau dalam istilahnya disebut high level of wellness merupakan an integrated human functioning that is oriented toward maximizing the potential health of which the individual is capable- this requires that the individual maintain balance and purposeful direction within the environment where he is functioning. Konsep tersebut menekankan peran lingkungan bagi seseorang untuk memaksimalkan kesehatan potensialnya melalui integrasi berbagai fungsi manusiawinya, dan untuk ini seseorang perlu mempertahankan keseimbangan dan arah dalam lingkungan dimana ia berfungsi.
Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip antara lain :
• Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-fkator yang mempengaruhi
• Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi
• Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal
• Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis
• Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh (manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-pengaruh yang dapat mengganggu (agent,environment).
Dalam konteks rentang sehat sakit, ada tiga faktor utama yang berperan yaitu host, agent dan environment. Agent merupakan substances or factors which have been related directly or indirectly to some particular disease state (Spradley & Allender,1997:254). Agent yang dapat berupa bahan, elemen (biologis,nutrient,kimia,fisikal atau mekanis) keberadaan/ketiadaannya setelah terjadi kontak yang efektif dengan susceptible human host pada kondisi lingkungan yang mendukung akan berfungsi sebagai stimulus terhadap proses menjadi sakit. Terminologi ini pada umumnya untuk mendiskripsikan infectius agent, sedang untuk non infectius agent merupakan bagian dari environment (lingkungan).
Lingkungan.
Lingkungan dikatakan sebagai the aggregate of all external conditions and influences affecting the life and development of an organism, human behavior and society (Leavell & Clarck,1965:57), dalam hal ini segala kondisi eksternal yang melingkupi kehidupan seseorang, berpengaruh terhadap hidup dan perkembangan organisme, perilaku manusia dan masyarakat. Spradley & Allender (1997) mengemukakan bahwa lingkungan terdiri dari empat elemen utama yaitu lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi. Lingkungan fisik meliputi iklim, udara, struktur geologi dan geografi. Lingkungan fisik seperti iklim dan udara mempengaruhi manusia seperti temperatur panas dan dingin yang ekstrim; bau, tingkat kebisingan yang tidak favourable bagi manusia untuk menjalankan aktifitas dan kehidupan; sehingga perlu ada upaya kontrol agar manusia dapat menjalankan fungsi fisiologisnya secara optimal. Lingkungan yang berkenaan denagn struktur geologi dan geografi- apakah merupakan area yang aman dan nyaman bagi manusia untuk tumbuh, berkembang dan menjalani aktifitas kehidupannya; Lingkungan biologis merupakan segala sesuatu yang hidup baik binatang atau tanaman, yang melingkupi kehidupan seseorang. Berbagai jenis mahluk hidup non manusia dari banyak penelitian diketahui sebagai penyebab atau pembawa kuman penyakit tertentu; Lingkungan sosial ekonomi, kedua hal ini sosial dan ekonomi saling tergantung dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan sosial berkaitan dengan lingkup asosiasi/pergaulan seseorang dan karena kondisi sosial ekonomi merupakan faktor penentu pada lingkup/eksistensi sosial seseorang maka lingkungan sosial dan ekonomi dikaitkan satu dengan yang lain. Ada pandangan mendasar tentang hubungan dua hal ini, yaitu makin rendah status sosial-ekonomi makin tinggi prevalensinya terhadap penyakit; atau ada asosiasi antara rendahnya pendapatan dan kerentanan tetrhadap penyakit meskipunn tingginya pendapatan tidak menjamin bahwa seseorang terjaga kesehatannya. Oleh karenanya perhatian harus diberikan pada bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi proses terjadinya penyakit dan ketidak seimbangan. Menempatkan lingkungan sebagai salah satu elemen utama paradigma keperawatan berarti bahwa pemahaman terhadap konsep lingklungan dibutuhkan sehingga kajian terhadap dampaknya pada ketidak seimbangan fungsi-fungsi manusiawi diperhitungkan dan program pengurangan resiko (risk reduction program) sebagai upaya prevensi dapat diwujudkan.
KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI
Menelaah esensi profesi dan esensi keperawatan , penulis sampai pada telaah eksistensi keperawatan sebagai profesi:
1. Profesi mensyaratkan pendidikan yang memadai untuk meletakkan dasar-dasar professional bagi para praktisinya. Pendidikan yang memadai memang mengandung multi tafsir, sangat tergantung pada konteks dan jamannya. Pada era Florence Nightingale dan sesudahnya pendidikan yang memadai cukup dimaknai dengan latihan ketrampilan dan perlakuaan layak bagi orang sakit , kemampuan tersebut lebih ditekankan pada karakteristik vokasi yang saat itu diemban. Dengan perkembangan kompleksitas masalah yang dihadapi manusia dalam rentang sehat sakit dan relasinya dengan kekinian, pendidikan yang memadai dimaknai sebagai sejauh mana pendidikan keperawatan dapat menyiapkan para profesionalnya memberi solusi pada masalah-masalah kritis baik secara klinis ,manajerial maupun pada tatanan kebijakan. Kapasitas ini ditumbuhkan dan dibangun melalui kompetensi kognitif,afektif dan psikomotor secara komprehensif guna menelaah fenomena yang dihadapi / dialami klien sebagai manusia, merumuskan diagnosis dan mengambil keputusan, serta menentukan perlakuan yang etis-rasional dan musiawi.
Kompetensi ini pada dasarnya dibangun untuk menjamin bahwa pelayanan profesional yang diterima masyarakat aman dan berkualitas. Kemampuan-kemampuan profesional ini harus ditumbuhkan pada lingkungan pendidikan tinggi , dan secara universal pendidikan keperawatan memang tumbuh pada lingkungan yang dipersyaratkan ini (di beberapa negara pendidikan keperawatan sudah sampai pada level doktoral, di Indonesia sampai level magister), sehingga kapasitas profesional memang selayaknya melekat pada para praktisi keperawatan.

2.Profesi mempunyai pengetahuan , konsep dan teori sebagai landasan untuk mengembangkan ketrampilan , kemampuan dan norma-norma. Dari paparan esensi keperawatan diatas berbagai konsep dan teori telah mengemuka , sejak Florence Nightingale (1859) mengemukakan bahwa disease is a reparative process dan imbalances between patient and physical environment frustates energy conservation and decreases the capacity for health , Virginia Henderson (1961) yang menulis tentang …the unique function of the nurse is to assisst the individual, sick or well, in the performance of activities contributing to health or its recovery ( or to a peaceful death) that he would perform unaided if he had the necessary strength,,will or knowledge… dari tulisan ini ada beberapa konsep penting dan pada akhirnya memberi landasan untuk membangun kapasitas professional, antara lain bahwa bantuan keperawatan bukan hanya bagi orang sakit tetapi juga orang sehat dalam menjalankan aktifitas (kesehatannya) yang tidak dapat dilakukan apabila seseorang tidak punya kemampuan, kemauan atau pengetahuan.
Dalam konteks ini bantuan keperawatan diperlukan apabila seseorang tidak mampu,tidak mau, atau tidak tahu bagaimana menjalankan aktifitas untuk mencapai dan mempertahankan kondisi sehat. Hal penting lain adalah bantuan keperawatan diarahkan untuk membantu agar pasien menjadi mandiri dalam menjaga kesehatannya. Pernyataan tersebut memberi implikasi bahwa peran yang disandang perawat care provider ,educator dan motivator. Konsep penting yang juga mengemuka dari tulisan tersebut adalah bantuan keperawatan bukan hanya berhenti pada kondisi sembuh tidaknya seseorang dari sakit, tetapi …to a peaceful death ….menyongsong kematian secara damai dan bermartabat. Tidak seperti profesi lain bila seseorang tidak lagi dapat disembuhkan kemudian angkat tangan, tetapi pendampingan klien diambang kematian agar yang bersangkutan dapat melalui fase-fase denial (penolakan) – anger (marah) – bargaining (tawar-menawar dengan Tuhan) – depresi – sampai menerima sehingga pada akhirnya siap dan dapat menyongsong kematian secara damai , menjadi tanggung jawab perawat.
Penggagas teori yang lain, Dorothea Orem mengemukakan tiga teori yang saling berkaitan yaitu self-care, self-care deficit dan nursing systems. Konsep yang mendasari teori ini adalah bahwa pada dasarnya seseorang mempunyai kebutuhan akan provisions dan manajemen aktifitas self-care nya (sesuai dengan tingkat tumbuh kembangnya) secara terus menerus untuk dapat mempertahankan hidup, kesehatan dan memulihkan diri dari sakit. Apabila karena berbagai sebab , kemampuan self-care nya (self care ability) tidak sebanding dengan tuntutannya (self care demand) maka akan terjadi self-care deficit. Apabila terjadi self-care deficit inilah bantuan keperawatan dibutuhkan. Bantuan keperawatan ini diberikan dengan acuan nursing systems yang dirancang melalui tiga bentuk intervensi yaitu wholly, partially compensatory atau supportive-educative .Wholly nursing system merupakan bentuk intervensi keperawatan yang dilakukan melalui bantuan secara total , dalam konteks ini pasien tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri sehingga perawat mengambil alih – memberikan bantuan secara menyeluruh. Kondisi ini terajadi bila ketiga aspek – kemampuan,kemauan, dan pengetahuan- nya berada pada tingkat deficit. Partially compensatory nursing system, merupakan bentuk bantuan keperawatan yang sifatnya parsial, klien masih mempunyai kemampuan-kemauan dan atau pengetahuan tetapi tidak cukup untuk membantu dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedangkan bantuan yang sifatnya suportif-edukatif merupakan bentuk bantuan yang sifatnya untuk memberdayakan kapasitas klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya melalui pendidikan dan atau motivasi. Berbagai bentuk intervensi keperawatan tsb sesuai dengan kompleksitas masalahnya dapat dilakukan secara independen maupun interdependen (kolaboratif). Intervensi keperawatan yang sifatnya independen menyangkut masalah pasien yang murni dalam lingkup garap keperawatan, sedangkan intervensi interdependen menyangkut masalah yang mempunyai keterkaitan dengan lingkup garap profesi lain. Intervensi kolaboratif , menekankan prinsip equality dari ketiga dimensi, yaitu dimensi tanggung jawab, dimensi kewenangan dan dimensi afeksi.
Penggagas teori lain, Maidelin Leininger dengan teorinya transcultural nursing mengemukakan konsep tentang latar belakang budaya sebagai aspek yang sangat berpengaruh terhadap perilaku sehat seseorang, intervensi keperawatan karenya harus menyertakan pandangan dan latar belakang budaya klien sebagai pertimbangan.
Jean Watson merupakan penggagas teori yang banyak mempengaruhi pendekatan keperawatan dan meletakkan dasar humanism pada keseluruhan aspek bidang kajian keperawatan. Konsep yang dikemukakan tentang esensi manusia dengan keutuhan dan sifat-sifat kemanusiaannya serta esensi caring menjadi fondasi bagaimana seharusnya perawat memperlakukan manusia lain (termasuk pasien/klien) dan diri sendiri.Ada sepuluh carative factors , yang mestinya menjadi pembentuk perilaku caring yaitu :
• Forming a humanistic – altruistic
• Instilling faith & hope
• Cultivating sensitivity to one’s self
• Developing a helping – trust relation
• Expressing & feeling
• Using creative problem-solving caring process
• Promoting interpersonal teaching – learning
• Providing a supportive, protective, or corrective mental-phisical sociocultural & spiritual environment Assisting with the gratification of human needs
• Allowing for existential-phenomenologic forces
Dari kesepuluh carrative factors diatas, Caring dalam keperawatan menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson,1985) ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi disertai “warmth, kindness, compassion”
3. Profesi mempunyai bidang garap dan layanan yang spesifik, serta standar sebagai acuan. Dari paparan terdahulu dalam tulisan ini , dikemukakan bidang garap (domain) profesi menyangkut tiga aspek yaitu fokus telaahan, lingkup garapan , basis intervensi. Fokus telaahan keperawatan adalah respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatannya, baik yang sifatnya actual maupun potensial; Lingkup garapan keperawatan adalah kebutuhan dasar manusia, penyimpangan dan upaya pemenuhannya; basis intervensi keperawatan adalah ketidak mampuan- ketidak mauan- dan ketidak-tahuan klien akan masalah kesehatan, bagaimana seharusnya berespon atau bagaimana mengidentifikasi kebutuhan dasarnya dan potensi untuk memenuhi nya serta mendayagunakannya. Untuk dapat menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan domain profesi, diperlukan seperangkat atribut profesi termasuk diantaranya standar profesi yang merupakan acuan bagi perawat untuk bertindak dan berperilaku professional. Didalam profesi keperawatan, ada tiga jenis standar yaitu standar struktur, standar proses dan standar hasil. Standar Struktur merupakan acuan kriteria kualifikasi perawat, persyaratan kerja dan berbagai perangkat kerja yang harus memenuhi kualitas tertentu; standar proses merupakan seperangkat acuan untuk setiap langkah prosedur yang diperlukan perawat dalam menjalankan profesinya, sedangkan standar hasil adalah acuan outcome yang semestinya sesuai dengan kriteria tolok ukur pencapaian apabila standar struktur dan standar proses dipenuhi.
4. Anggota profesi mempunyai otonomi dan kewenangan untuk mengambil keputusan terhadap hal-hal yang menjadi lingkup garap keprofesian. Otonomi berkenaan dengan kemandirian untuk melakukan peran profesional sesuai dengan lingkup kewenangannya. Kewenangan merupakan dasar legal untuk bertindak. Kewenangan (authority) dapat diperoleh melalui tiga cara yaitu By expertise,by position dan by situation. Idealnya kewenangan by expertise yang menjadi dasar legal untuk bertindak, tetapi di keperawatan ada berbagai kelemahan, diantaranya karena didalam karya kesehatan, perawat menjadi satu-satunya pekerja professional yang menjalankan tugas pendampingan klien selama 24 jam, pada akhirnya banyak fungsi harus yang dijalankan disertai hanya dengan kewenangan by position atau by situation, dan pada kebanyakan kasus apabila ditelaah lebih lanjut hanya merupakan tugas limpahan. Apakah kondisi yang seperti ini dapat diterima secara professional ? Bagaimana mekanisme pertanggung gugatan untuk fungsi-fungsi yang dilakukan sejalan dengan tugas limpahan ? Bagaimana kompensasi income untuk tugas limpahan? Banyak hal yang masih harus ditelaah secara multidisiplin tentang peran yang berkaitan dengan otonomi dan kewenangan ini.
5. Profesi mempunyai kode etik untuk menuntun anggota profesi dalam menjalankan aktifitas profesionalnya, serta melindungi masyarakat konsumennya. Etik diartikan sebagai …the reasoned analysis and disciplined inquiry of relationships underlying the moral code of a particular group…(Joel,Lucille A,2003:216). Etik mencari dan menemukan jawaban terhadap apa yang harus dipertimbangkan, apa yang harus dilakukan pada suatu situasi tertentu. Ada beberapa area inquiry yaitu deskriptif, normative dan metaetik. Area deskriptif etik, mengidentifikasi, menjabarkan dan menjelaskan fenomena dari keyakinan dan perilaku moral. Pengambilan keputusan etis pada situasi kritis dalam asuhan keperawatan adalah salah satunya. Etik normative berkenaan dengan acuan benar atau salah ; meta etik mengkaji inquiry etis . Ini lebih merupakan teori etik dari pada teori tentang perilakuetis. Kajian yang berkaitan dengan makna advocacy,accontability, dan prinsip-prinsip etik adalah bagian dari meta etik. Secara bersama ketiga area etik dapat digunakan untuk menelaah fenomena (seperti euthanasia). Etik deskriptif untuk menelaah fenomena moral dari euthanasia, kemudian menggunakan etik normatif untuk berargumen tentang akontabilitas moral dari perawat, dan akhirnya menggunakan meta etik untuk menjelaskan makna akontabilitas dalam praktik keperawatan tsb. Secara sederhana etika berkenaan dengan pengkajian kehidupan moral secara sistematis dan dirancang untuk melihat apa yang harus dikerjakan, apa yang harus dipertimbangkan sebelum tindakan tsb dilakukan, dan ini menjadi acuan untuk melihat suatu tindakan benar atau salah secara moral. Terdapat beberapa prinsip etik dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan ,yaitu : • autonomy (penentu pilihan) • nonmaleficence ( do no harm) • beneficence (do good) • justice (perlakuan adil) Keempat prinsip terebut harus senantiasa menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan terutama yang menyangkut dilemma etis : apakah otonomi klien dihargai ; apakah keputusan ini mencegah konsekuensi bahaya; apakah tindakan ini bermanfaat , untuk siapa; apakah keputusan ini adil ? Untuk alasan moral, hak-hak klien harus dihargai dan dilindungi. Hak-hak tersebut menyangkut kehidupan,kebahagiaan, kebebasan,privacy,self-determination,perlakuan adil dan integritas diri.
Dalam konteks pelayanan, klien berhak terhadap layanan/asuhan, informed concent, kerahasiaan, kualitas hidup, meninggal dengan bermartabat. Martabat dalam konteks ini memperlakukan klien tanpa mempertimbangkan status, keyakinan,pandangan politik dan keagamaan serta jenis kelamin. Etika profesi keperawatan mengandung pertimbangan moral suatu keputusan klinis yang membutuhkan analisis nilai-nilai filosofis dan pertimbangan yang didasarkan pada prinsip-prinsip etika yang relevan.Etika profesi keperawatan membimbing perilaku dan tindakan profesional keperawatan. Kode etik profesi melindung masyarakat dari intervensi/tindakan yang tidak etis dan mengabaikan nilai-nilai moral; dan melindungi perawat dari tuntutan masyarakat.
PENUTUP
Menelaah esensi profesi dan karakteristik profesi pada esensi keperawatan sebagai human science dan human care, secara filosofis keperawatan benar keberadaannya sebagai profesi. Ada beberapa hal pada tataran praktis yang masih menjadi kelemahan dan karenanya perlu telaah dan pengembangan lebih lanjut terutama berkenaan dengan otonomi dan kewenangan keperawatan.
KEPUSTAKAAN
• Anderson,J.,1996,THINKING MANAGEMENT: Focusing On People,Victoria : Ausmed Publication Kemp,B., 1993, Fundamentals Of Nursing : A Frame Of Practice, Boston : Little Brown AndCo. Dochtsmar And Grace, 2001, Current Issues In Nursing, St. Louis : Mosby Inc.
• Hodges, Et. Al., 1988 : Nursing From Education to Practice, Norwalk:Appleton An Lange
• Mc. Closkes,J.,1994 : Current Issues In Nursing Joel,L.,2003, Dimensions of Professional Nursing, 9th ed.,New York : Mc Graw – Hill
• Johnson,Megan-J,1994, BIOETHIC : A Nursing Perspective, 2nd Ed.,WB Saunders
• Magnis-Suseno,F.,1991, Berfilsafat dari Konteks, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
• Perry & Potter ,2005, Fundamentals of Nursing, Adelaide :Elsvier
• Watson,J.,1985, Nursing : Human Science and Human Care Http://Amsn.Nurse.Com/Resource/Curricul.Htm, AMSN Official Position Statement On Identification Of The Register Nurse In The Work Place.
• Http://Www.Nursing Power.Net/Nursing/Sps.Html: ANA-Nursing’s Social Policy Statement. Http://Www.Nursing World.Org/Ojin/Topic 15/Tpc 156.Htm Nursing And Scope Of Practice Of Registered Nurses Performing Complimentary Therapies.
Caring as a central concept within nursing has led to the development of several caring theories, the most well known being Madeleine Leininger's Theory of Culture Care and Jean Watson's Theory of Human Caring, both of which were formulated in the 1970s. This paper explores a total of four caring theories: the two established theories presented by Leininger and Watson, Simone Roach's theory developed in the 1980s, and a recent caring theory developed by Boykin & Schoenhofer. A comparison of these theories is presented drawing on a number of criteria, namely: origin of theory, scope of theory, definition of caring, description of nursing, key concepts of the theory, and goal/outcome. Additionally, simplicity as a central component of internal structure is examined in relation to each. Based on this analysis, similarities and differences are highlighted, concluding with a discussion of the utility of the caring theories within nursing practice.

No comments: